Ada tradisi Tahun Baru yang sudah turun temurun dilakukan oleh orang-orang Kristiani di Sumatera Utara. Karena momen Tahun Baru hanya selisih satu minggu dengan momen perayaan Natal tanggal 25 Desember, maka acara malam Tahun Baru menjadi acara yang sangat istimewa dilakukan.Acara Tahun Baru menjadi acara puncak.
Umumnya, anak-anak yang tidak tinggal bersama orangtua karena alasana mencari kerja di perantauan atau alasan studi akan pulang ke kampung halaman untuk bisa merayakan Tahun Baru bersama. Bahkan keluarga besar diharapkan bisa berkumpul bersama untuk momen yang spesial ini.
Kue, menjadi makanan tradisi yang yang wajib disediakan. Kue dibuat setelah perayaan Natal 25 Desember untuk dapat dihidangkan dan dinikmati di Tahun Baru. Bisa disurvey ke setiap rumah, ada satu jenis kue yang setiap keluarga selalu buat dan hidangkan, kue Kembang Loyang. Orang-orang Sumatera Utara pasti sudah tahu kue ini.
Malam Tahun Baru menjadi malam yang paling istimewa. Dimulai dengan ibadah tutup tahun di gereja. Kemudian, tepat jam 00.00 yang ditandai dengan lonceng gereja, maka setiap perkampungan akan terasa sunyi diluar, tidak ada kembang api, tidak ada petasan, tidak ada suara motor, seperti tidak ada kehidupan diluar, tidak ada televisi. Masing-masing keluarga sedang hikmat melakukan ibadah keluarga. Duduk bersama menyanyikan lagu-lagu rohani tema Tahun Baru, diringi doa-doa dan harapan-harapan kepada Tuhan dalam menghadapi Tahun yang baru.
Nah, dalam acara ibadah keluarga itu, ada tangis-tangisnya juga. Koq bisa ada acara tangis-tangisnya? Karena setiap orang akan menyatakan pengakuan masing-masing tentang kesalahan yang dilakukannya. Seorang anak akan mengakui kesalahan dan minta maaf kepada orangtua dan saudara-saudara, demikian juga orangtua akan mengakui kesalahan dan minta maaf kepada anak-anaknya.
Diakhiri dengan doa, kemudian masing-masing berjabatan tangan.
Momen Tahun Baru itu yang selalu dimimpikan oleh keluarga-keluarga disana.
Selamat Tahun Baru buat semua kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar